Selasa, 11 Februari 2014

Untuk Kamu.

Mungkin kamu di sana, duduk di pojok ruang hatimu. Meresapi rasa ngilu yang menjalar dari lubuk hatimu. Terusik oleh rasa rindu yang datang dari semua masa. Merasa sakit oleh kenangan pahit yang terus membayangi.

Dan ternyata kamu memang di sana. Duduk sendirian di pojok ruang hatimu. Cahaya yang ada hanya remang-remang. Kamu duduk di sana dengan bahu yang naik dan turun. Kamu menangis.

Tangisan yang membuatmu terguncang itu tangisan yang sudah lama kamu pendam, bukan?

Kemarilah. Keluar dari tempatmu berada. Aku akan menghapuskan air mata itu. Baiklah, kamu boleh menangis, tapi jangan di sana! Kemari, menangislah di pundakku dan ceritakan semua yang membuatmu terpaksa meneteskan air mata itu. Genggam tangan ini, kau akan kuat!

Kemari, akan ku bisikkan sebuah kalimat untukmu. Aku menyayangimu dan tidak akan membiarkanmu sendirian, kapan pun dan di mana pun itu.

Kamu, jika ingin menangis, bahuku untuk itu.
Kamu, jika ingin bercerita, aku ada untuk itu.
Kamu, jika kamu merasa jatuh dan lemah, genggamanku ada untuk membuatmu bangkit dan kuat.
Kamu, jika tak percaya itu semua, tataplah bintang-bintang di langit. Mintalah pada Penguasa untuk memberimu semua yang kau butuhkan, kekuatan, kesabaran, dan ketabahan. Niscaya Dia akan membaginya.

Kamu, aku tak pernah ingin menyaksikan air mata mengaliri pipimu. Pun aku tak pernah ingin melihat senyumanmu hilang. Pun aku tak pernah ingin melihat sinar jahil dalam matamu itu meredup.

Kamu boleh menangis, asal bersamaku di sisimu.
Kamu boleh merasa jatuh dan lemah, asal menggenggam tanganku.


Jika aku tak mengerti kamu, maka izinkan aku untuk mengetahui dan mengenalmu.
Jika masa lalu adalah masalah, maka mari biarkan dia menghilang bersama air mata yang berjatuhan.
Jika kamu tak mampu membendung amarah, sedih, rindu, dan segalanya dalam hatimu itu sendirian, maka bagilah itu semua denganku. Meski aku tak menjamin dapat mengubah yang telah terjadi, percayalah padaku, semua akan terasa lebih ringan.

Kamu, aku ada denganmu, untukmu, bersamamu. Jangan pernah merasa sendirian dan tak memiliki siapapun. Tahukah kamu, lebih dekat dengan urat nadimu, ada Dzat yang tak pernah pergi dan selalu tinggal. Dzat itu takkan membiarkanmu sendiri walau hanya sedetik. Walau kau sejenak terlupa. Maka, ingatlah Ia. Mintalah pada-Nya.

Aku, selalu memohon pada-Nya untuk menjagamu, melindungimu, dan menguatkanmu. Aku percaya pada-Nya. Ia takkan membiarkanmu kalah dalam ujian-Nya, karena Ia tahu kamu mampu.

Tersenyumlah sedikit, kamu....

Bangkitlah perlahan dari dudukmu itu. Melangkah setapak demi setapak dengan semakin kuat dan keluar dari pojok hatimu itu. Angkat kepala yang tertunduk itu dan seka sisa air mata itu, atau kamu ingin aku yang melakukannya? Baiklah, akan ku lakukan. Hei, segeralah mendekat padaku! Berikan senyuman itu pada matahari yang akan pergi. Pandanglah binar bintang-bintang nanti dengan mata yang menyala sinar jahil di dalamnya.

I'll stand by you.