Rabu, 18 September 2013

Dalam Kelam

Mengutip lagunya mas Dochi Sadega...

mengingat kembali saat kau di sini
dan kini aku sendiri
lupa apa yang ku cari
waktu pun berhenti
semua tak berarti
dalam kelam ku berjanji
kelak kan ku balas nanti

kau yang pergi, jangan kembali
kelak kau rasakan perihnya ditinggalkan
berharap ku kan datang lagi

aku terbuang
aku mengalah
saat kau tertawa
ku menangis tersiksa
percaya hidup itu indah walau tanpa dirimu...

Tssah banget! Ngena gitu, kan? muehehehe (y)

Seperti ungkapan hati seseorang yang ditinggalkan begitu saja, sebut saja dicampakkan. Dan saya memang mau ngebahas sesuatu yang hampir sama kasusnya sama lirik lagu dan kisah di baliknya. Ih, tssah banget! Kalo udah malem emang suka melow gini, semacam automode.

Lagunya itu sih boleh aja galau, tapi isi postingan ini tidak mengandung unsur galau sedikit pun. Believe me! :D

Ada sisi positifnya di lirik itu.

Jadi, misal diputusin nih, camkan lirik bagian yang ini: percaya hidup itu indah walau tanpa dirimu... maka, dengan begitu... kita akan selalu punya pikiran positif buat ke depannya. Percaya kalo setelah ini masih ada yang lebih baik lagi ;) no more galau or stuck dong yaaa :D

Kita harus percaya bahwa di saat kita melepas yang menurut kita yang terbaik saat ini, ada yang lebih baik lagi. Kalo udah mikir kayak gitu, masih ada alasan buat galau dan susah move on? I hope no.

Hidup terus berlanjut, tapi sampe kapan hati mau stuck?
Kalo kata orang dan Afgan sih, jodoh pasti bertemu. Kalo emang takdirnya si dia, ya sejauh apapun kita menjelajah, ujung-ujungnya dialah tempat berlabuh. *cieee

Ini postingan maksudnya apa sih? haha
Buat support kalian yang masih suka susah move on, yang masih suka stuck sama seseorang, yang masih males buat moving forward and find someone new :p

Entah kenapa, lagunya mas Dochi tadi ngena banget!
Buat kalian, mantan-mantan yang diputusin secara tragis dan meninggalkan perasaan nyakit yang mendalam, pas banget! Bilang ke mereka: kelak kau rasakan perihnya ditinggalkan, berharap ku kan datang lagi. Hihi :D

Jadi? Masih mau stuck ato udah mau ambil langkah buat move on? Life is a choice, so let you choose! :D

Selamat malam! ^^

Dalam cerita saya, saya menerapkan apa yang saya tulis. Jadi... sebelum saya tulis, sy udah alami gitu... Based on experience gitu :p

Jadi... setelah 6 bulan sama Mr. Biru dan di bulan-bulan terakhir mulai ada yang merenggang, entah perasaan saya, ato karena saya yang bikin jarak, ato karena kesepahaman yang udah nggak sejalan lagi, akhirnya saya memutuskan untuk menyudahi semuanya. Menutup buku tentang saya dan dia. Menyimpan rapi semua kenangan yang sudah terjadi dan terlewati, indah ato enggak, suka dan duka, semuanya. Walaupun masih banyak banget hal yang masih pengen saya ubah dari dia, mungkin dia juga begitu. Tapi percayalah, kita pasti akan berubah jadi orang yang lebih baik seiring dengan berjalannya waktu :)

Nah, bijak sekali saya, huh-huh-huh
Berat sih memang, ngelepas orang yang kita perjuangin dari nol. Orang yang berusaha kita kenal dari nol. Orang yang ternyata bikin kita tau kalo usaha kita nggak sia-sia. Orang yang mau menuliskan cerita barunya sama saya dari nol sampe akhirnya cerita itu selesai.

Berat. Sampe waktu itu, saya inget, saya hampir menarik lagi kata-kata saya untuk menyudahi. Tapi saya percaya bahwa ada hal yang lebih baik yang akan terjadi setelah ini. Maka, dengan keoptimisan seperti itu, saya berhasil menyelesaikan cerita itu. Siapa yang memulai, dia yang harusnya mengakhiri, kan?

Well, untuk alasan sih... demi saya juga sih dong, tapi juga baik buat dia. Biar sama-sama fokus buat planning menuju  masa depan aja. Trusnya biar nggak terlalu lama pacaran sendiri, haha.

Pacaran sendiri itu lebih capek dari pacaran berdua. Jauuuuh lebih capek! Bayangin aja semuanya sendiri. Jalan ke toko buku sendiri, SMSan cuma sendiri (?), kangen sendirian, yaaa asal jangan sampe sayang sendirian aja~

Yah... keoptimisan itu pun terbukti nggak lama setelah itu. Yang lebih baik memang akan selalu datang, lebih cepat atau lebih lamanya tergantung kita, mau mulai lebih cepat atau sebaliknya.

Alhamdulillah... ketemu sama sesosok Zombie yang aneh, tapi juga very kind and polite and understanding. Buku baru pun sedang ditulis, terlalu cepet kalo ngomongin ending karena ini baru sampe pada halaman bab 1. Selanjutnya, dia nggak bikin saya pacaran sendirian. Kita sama-sama. Dan bagaimana sifat saya, saya bisa jadi diri sendiri di depan dia. Nggak ada aturan yang mengekang, nggak ada keharusan yang kaku, semuanya berjalan senyaman yang kita anggap nyaman.

Dulu... beberapa hari yang lalu, saya masih lupa rasanya merindukan dan menyayangi serta tak ingin kehilangan, tapi belakangan saya mulai inget semuanya.

Kenapa bisa lupa? Entah. Mungkin karena waktu sama Mr. Biru saya terlalu mengerahkan semuanya, semua rindu, semua rasa sayang, semua rasa cinta, semua kerelaan, semua kesabaran, dan semua rasa yang berkaitan dengan mencintai. Karena terlalu total, maka saya sampe lupa untuk menyisakan sedikit persediaan untuk orang setelah dia, untuk orang yang bisa lebih baik.

Jadi pelajaran aja, kalo sayang sama orang yang belum tentu untuk selamanya, jangan terlalu total dalam hal perasaan. Sisakan sedikit ruang untuk akal sehat yang akan menuntun kita saat tersesat dalam kebutaan sebuah cinta. *tssah~

Dan... dalam kelam, kita nggak cuma patut untuk merenungi sebuah perpisahan dan nanti merelakan melihat dia dengan seseorang yang baru, tapi kita juga patut memandang cahaya yang lebih indah di depan kita.

Sekian ya curhatan apabanget di tengah malam yang agak random ini. Semoga kalian bisa ngeh sama apa yang pengen saya sampein ;)


love will find its way, love knows the one who's kind and lovely, but time will show you which one is better until you know who's the best (y)
Sayonara~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar